Sabtu, 06 Februari 2016

WAFAT NABI MUHAMMAD SAW



.    LATAR BELAKANG
Mengetahui tentang wafat Rasulullah saw merupakan salah satu cara mengenali karekter dan pribadi Rasulullah saw. Sebagai muslim yang sejati sudah seyogyanya mengenali Nabinya, karenabeliauadalahuswatunhasanahyang bias dijadikan contoh dalam berperilaku dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Wafat merupakan suatu peristiwa yang akan dirasakan setiap makhluk Allah yang bernyawa, setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Seperti itulah ketetapan yang Allah tentukan. Tidak terkecuali  Nabi Muhammad saw seorang hamba Allah yang mulia. Nabi Muhammad saw wafat pada hari Rabu 12 Rabi’ul-awwal 11 H/ 8 juni 633 M  di Madinah ketika di rumah ‘Aisyah dan tepat dipangkuan ‘Aisyah. Tetapi pemakaman Nabi Muhammad saw dilaksanakan dua hari beliau wafat yang bertepatan pada hari Rabu 14 Rabi’ul-awwal 11 H/ 10 juni 633 M di Madinah dan dengan cara Madinah.
B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Nabi Muhammad saw sakit
2.      Pergike Masjid
3.      Kesadaran Nabi Muhammad saw sebelum wafat
4.      Pemakaman Nabi Muhammad saw
C.    TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Mengetahui keadaan Nabi Muhammad saw ketika sakit
2.      Mengetahui kepribadian beliau yang sangat bergantung dengan Masjid
3.      Mengetahui sesuatu yang dilakukan Nabi Muhammad ketika sadar akan wafat
4.      Mengetahui pemakaman Nabi Muhammad saw yang sangat khidmat
5.   Tokoh tokohnya
6.    Waktu





BAB II

PEMBAHASAN

1.      Nabi Muhammad saw sakit

Nabi Muhammad saw mulai sakit ketika hari senin bertepatan pada tanggal 29 shafar11 H/ 24 mei 633 M. setelah memberikan pesan kepadaUsamah bin Zaid supaya menjadi pemimpin perang di Palestina. Ketika pasukan Usamah sudah siap untuk berangkat perang tiba-tiba Nabi jatuh sakit yang sama sekali Nabi belum pernah mengalami sakit yang seperti  ini sebelumnya. Penyakit yang pernah diderita oleh beliau  tidak lain hanyalah kehilangan nafsu makan dan makan daging yang beracun akibat dari pemberian wanita yahudi.
Pasukan Usamah tidak jadi berangkat ke medan perang karena Nabi jatuh sakit, ada riwayat dari Abu Muwaibah menyebutkan bahwa pasukan Usamah tidak jadi berangkat bukan semata-mata dikarenakan Nabi sakit, tetapi karena orang yang menggerutu akan penunjukan Usamah sebagai pemimpin pasukan perang dalam usia yang masih sangat muda.
            Sakit yang diderita Nabi semakin lama semakin tambah parah, tetapi dari keadaan sakit yang diderita beliau masih sempat bergurau sama ‘Aisyah. Ketika demam semakin tinggi sehingga beliau merasa seperti dibaka rmaka beliau berkata kepada istri-istri dan keluarganya: “Tuangkanlah tujuh air kirbat dari berbagai sumur, supaya saya dapat menemui orang-orang dan berpesan kepada mereka.


2.      Pergi ke Masjid 

Setelah beliau merasa lebih ringan, kemudian beliau masuk masjid dengan kepala yang diikat, hingga beliau duduk di atas mimbar, kemudian beliau berpidato dihadapan orang-orang yang duduk dihadapan beliau,Kutukan Allah kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena mereka menjadikan kuburan para nabi mereka menjadikan masjid. “Dalam riwayat lain disebutkan,Allah akan memerangi orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena menjadikan kuburan para Nabi mereka menjadi masjid. “ Lalu beliau
melanjutkannya, Janganlah kalian menjadikan kuburanku sebagai berhala yang disembah.” Ada juga yang meriwayatkan bahwa beliau berpidato tentang kepemimpinan Usamah. Setelah beliau melaksanakan shalat dzuhur, beliau mengulangi pidato yang disampaikan kepada orang-orang di hadapan beliau.
Kemudian beliau member pesan kepada Kaum Muhajirin dan Anshar:
“Aku wasiatkan kepada kalian tentang orang-orang Anshar. Mereka adalah familiku dan aibku. Mereka telah melaksanakan kewajiban dan apa yang menyisa adalah milik mereka. Terimalah orang yang baik di antara mereka.” Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa beliau bersabda: “Sesungguhnya manusia akan semakin bertambah banyak sedangkan orang-orang Anshar semakin sedikit, hinggaakhirnya mereka seperti garam dalam makanan. Barang siapa di antara kalian ada yang menangani suatu urusan yang bias membahayakan dan bermanfaat bagi seseorang, maka hendaklah dia mau menerima orang yang baik di antara mereka dan memaafkan orang yang buruk di antara mereka.”
            Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kewenangan dunia menurut kehendaknya ataukah apa yang ada di sisi-Nya.”
Abu Said Al-Khudri menuturkan, “Lalu Abu Bakar menangis sembari berkata, “Demi ayah dan ibu kami sebagai tebusanmu.”
Rasulullah saw berkata lagi: “Saya belum tahu ada orang yang lebih bermurah hati dalam persahabatannya dengan saya seperti dia. Sekiranya ada dari hamba Allah yang akan saya ambil sebagai khalil (teman dekat) maka Abu Bakarlah khalil saya, tetapi persahabatan dan persaudaraan kita dalam iman, sampai tiba saatnya Allah mempertemukan kita di sisi-Nya.”

3.      Kesadaran Nabi Muhammad saw sebelum wafat
Nabi mengingat apa yang telah dilakukan selama hidupnya. Beliau mengingat ketika diutus oleh Allah sebagai pembimbing dan nabi, mengenang segala yang pernah dialaminya selama itu, kenikmatan yang diberikan Allah kepadanya sampai selesai, dan hati Nabi merasa lega karena qalbu orang-orang Arab itu sudah terbuka menerima agama yang benar. Ataukah selama itu beliau tinggal hanya meminta ampunan kepada Allah dan dengan sepenuh hati  beliau menghadapkan diri seperti yang biasanya dilakukan selama hidupnya?
Ketika Abdurrahman bin Abu Bakar masuk sambil memegang siwak, ‘Aisyah melihat beliau melirik ke siwak di tangan Abdurrahman.
Karena aku tahu beliau amat suka kepada siwak, maka aku bertanya, “Apakah aku boleh mengambil mengambil siwak itu untuk engkau?”
Beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku menggosokkan ke mulut beliau. Ternyata gosokanku terlalu keras bagi beliau. Kemudian aku menggosokkan dengan pelan sekali. Di dekat beliau saat itu ada bejana berisi air. Beliau mencelupkan kedua tangan ke dalam air lalu mengusapkannya ke wajah, sambil bersabda, “Tiada Ilah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.”
            Seusai bersiwak beliau mengangkat tangan atau jari-jari, mengarahkan pandangan ke arah langit-langit rumah dan kedua bibir beliau bergerak-gerak. ‘Aisyah masih sempat mendengar sabda beliau pada saat-saat itu, “Bersama orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka dari para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah, ampuni dosaku dan rahmati aku. Pertemukan aku dengan kekasih Yang Maha Tinggi ya Allah, Kekasih Yang Maha Tinggi.
            Ketika sedang sakaratul maut Nabi berdo’a kepada Allah: “ Ya Allah.. Tolonglah aku dalam sakaratulmaut ini.”
Aisyahberkata yang pada waktu itu kepala Nabi berada di pangkuan ‘Aisyah. Saya perhatikan mukanya, ternyata pandangannya menatap ke atas seraya berkata: “Dengan sahabat dari surga.” Dan Nabi Muhammad pulang ke rahmatullah  ketika di pangkuan ‘Aisyah.
Saya perhatikan air mukanya, ternyata pandangannya menatap ke atas seraya berkata: “Dengan sahabat dari surga.”
Kataku: “Anda yang telah dipilih maka Anda memilih yang mengutus Anda dengan membawa kebenaran.” Maka Rasulullah pun berpulang sambil bersandar antara dada dan leher saya, sehingga saya tidak merugikan orang lain. Karena kurang pengalaman dan usia saya masih muda, Rasulullah saw berpulang ketika beliau di pangkuan saya. Kemudian baru saya letakkan kepalanya di atas bantal, saya berdiri dan bersama-sama perempuan-perempuan lain saya memukul-mukul muka saya.”
            Benarkah Nabi Muhammad sudah meninggal? Itulah yang masih diperselisihkan orang-orang ketika itu, sehingga hampir-hampir timbul fitnah di kalangan mereka dengan segala akibat yang akan menjurus kepada perang saudara, kalau tidak karena Allah yang menghendaki kebaikan juga untuk
mereka dan untuk agama yang lurus, agama yang murni ini.

4.      Pemakaman Nabi Muhammad saw 
Pemakaman Nabi Muhammad dilaksanakan dua hari setelah beliau wafat, karena banyak peristiwa yang terjadi setelah beliau wafat. Umar bin Khattab sempat tidak percaya akan berita tentang wafat Nabi. Ia keliru dalam menafsirkan salah satu ayat al-qur’an, yang menurut pemahannya, Nabi akan hidup lebih lama daripada mereka semua hingga datang generasi lain. Hingga dia berkata: “ Barang siapa yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mati maka inilah pedangku.  Abu Bakar sebagai shahabat yang lebih tua dan sangat sabarpun berkata: “ Sabar, sabar Umar!”
Abu Bakar berkata: “ Hai manusia! Barang siapa menyembah Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah meninggal, dan barang siapa menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak akan pernah mati”. Kemudian Abu Bakar membacakan firman Allah yang diturunkan sesudah Perang Uhud:
ومامحمدالارسول قدخلت من قبله الرسل افائن مات اوقتل انقلبتم على اعقابكم ومن ينقلب ومن ينقلب على عقبيه فلن يضر الله شيأوسيجزالله الشاكرين.(ال عمر:143)
Artinya: Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul ,sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kamu berpaling kebelakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan manfa’at dan madlarat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Ibnu Abbas menuturkan, “Demi Allah, seakan-akan mereka tidak tahu bahwa Allah telah menurunkan ayat ini. Tak seorang pun di antara mereka yang mendengarnya melainkan membacanya.”
Ibnu Musayyab menuturkan, bahwa Umar berkata: “Demi Allah setelah mendengar Abu Bakar membacakan ayat tersebut, aku pun menjadi linglung, hingga aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku terduduk ke tanah saat mendengarnya. Kini aku sudah tahu bahwa Nabi saw memang sudah meninggal dunia.”
Selain ada kejadian Umar yang belum bisa menerima bahwa Nabi Muhammad telah juga ada berbagai kejadian yang harus diselesaikan sebelum nabi dimakamkan. Di antara kejadian yang menjadi sebab pemakaman Rasulullah dilaksanakan dua hari setelahnya adalah:
·         Ikrar tsaqifah
ikrar yang diberikan oleh Umar dan Muslimin kepada Abu Bakar untuk menjadikan ia sebagai khalifah.
·         Ikrar umum
ikrar yang diberikan kepada Abu Bakar ketika Umar selesai berceramah, dan ikrar ini dilaksanakan secara ramai-ramai.

·         Pidato khalifah yang pertama
Pidato yang disampaikan Abu Bakar kepada orang-orangyang dihadapannya setelah Abu Bakar dibaiat.
Pidato yang disampaikan adalah:
“Kemudian, Saudara-saudara. Saya sudah terpilih untuk memimpin kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatu kepercayan, dan dusta adalah suatu penghianatan. Orang yang lemah di kalangan kalian adalah kuat di mata saya, sesudah haknya nanti saya berikan kepadanya insya Allah dan orang yang kuat, buat saya adalah lemah sesudah haknya nanti saya ambil insya allah. Apabila ada golongan yang meninggalkan perjuangan di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Apabila kejahatan sudah meluas pada suatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana pada mereka. Taatilah saya selama saya tat kepada Allah dan RasulNya. Tetapi apabila saya melanggar perintah Allah dan Rasul maka gugurlah kesetianmu kepada saya. Laksanakanlah shalat kamu, Allah akan merahmati kita semua.”
Tidak berkisar itu saja yang menjadi sebab pemakaman Nabi dilaksanakan dua hari setelah beliau wafat. Di mana Rasulullah dimakamkan? Itu juga menjadi perdebatan antara kaum Muhajirin dan kaum Muslimin pada waktu itu.
Kaum Muhajirin berpendapat bahwa sebaiknya Rasulullah dimakamkan di Makkah, karena Makkah merupakan tumpah darah beliau, tapi Muslimin tidak setuju dengan pendapat itu. Ada juga yang berpendapat bahwa sebaiknya Rasulullah dimakamkan di Baitul-Maqdis(Yerussalem), karena para nabi dulu dimakamkan di sana. Muslimin pun tidak menyetujui pendapat ini. Mereka berpendapat bahwa yang paling tepat adalah di Madinah, kota yang telah memberikan perlindungan, pertolongan dan kota yang semula bernaung di bawah bendera Islam. Setelah diputuskan Rasulullah akan dimakamkan di Madinah, selanjutnya kaum Muhajirin dan Muslimin merundingkan lagi di tempat  mana Rasulullah dimakamkan? Satu pihak mengatakan: dimakamkan di Masjid, tempat beliau berkhutbah dan bimbingan serta memimpin orang shalat, dan menurut pendapat mereka supaya dimakamkan di tempat mimbar atau di sampingnya. Tetapi pendapat ini di tolak, mengingat adanya keterangan dari ‘Aisyah , bahwa ketika Nabi sedang sakit keras, beliau pernah berkata: “Laknat Allah kepada suatu golongan yang mempergunakan pekuburan nabi-nabi sebagai Masjid.”
Kemudian Abu Bakar memberi keputusan kepada orang-orang yang hadir dengan mengatakan: “Saya pernah mendengarkan Radulullah saw berkata- Setiap ada Nabi yang meninggal dimakamkan di tempat dia meninggal.”
Atas dasar itulah maka diambil keputusan, bahwa di tempat tidur ketika Nabi meninggal, di tempat itulah akan digali.
Di antara keluarga sekaligus shahabat Nabi yang memandikan beliau adalah: Ali bin Abi thalib, Abbas bin Abdul Muttalib serta kedua putranya, Fadl dan Qusam serta Usamah bin Zaid.
Ketika beliau dimandikan maka bau harum segera timbul dari badannya, sehingga Ali berkata: “Demi ibu bapaku! Alangkah sedapnya Anda di waktu hidup, alangkah sedapnya pula Anda sesudah meninggal.”
Pemakaman Nabi pun dilaksanakan setelah proses pemandian dan setelah melakukan perpisahan dengan jenazah yang suci. Pemakaman dilaksanakan ketika tengah malam yaitu malam Rabu 14 Rabi’ul-awwal 11 H/ 10 Juni 633 M.
5. Tokoh tokohnya
  1. Nabi Muhammad
  2. Ali bin abi thalib
  3. Abbas bin abdul munthalib
  4. Fadl dan qusam
  5. Usamah bin zaid
  6. Kaum muhajirin
  7. Kaum ansor
  8. Umar dan muslimin
  9. Ibnu musatab
  10. Aisyah
  11. Shidiqin syuhada shalihin
  12. Abdurrahman bin abu bakar
  13. Orang orang yahudi dan nasrani
  14. Abu muaibah
6. waktu
Ketika tengah malam yaitu malam rabu 14 rabbiul awal 11H atau 10 juni 633M

BAB III

PENUTUPAN

A.    KESIMPULAN

Dari pembahasan tentang wafat Rasulullah di atas dapat kita ketahui bahwa beliau sangatlah taat kepada Allah, dalam kondisi yang sangat menjadikan tubuh menjadi lemah dan sangat merasa sakit dan tidak punya daya untuk berjalan, Nabi tetap saja pergi ke Masjid dan memberi nasehat kepada Muslimin halnya beliau sehat seperti biasa.

Perjuangan Nabi dalam menyampaikan risalah yang telah diamanahkan oleh Allah kepada beliau sudah dilaksanakan dengan sempurna dan berhasil. Dengan kegigihan dan sikap beliau yang sangat lembut serta bijaksana ketika menghadapi suatu kaum yang belum tahu tentang Islam.

B.     SARAN

Dari seluruh isi makalah ini baik mengenai pembahasan maupun hasil pemaparan dapat dikaji lebih lanjut untuk mengembangkan tentang objek pengkajian. Dapat pula membuat perbandingan mengenai objek pembahasan tersebut bagi siapapun yang berkeinginan mengembangkankan dan mencari lebih banyak penjelasan terkait dengan wafat Nabi Muhammad saw, yang  belum terdapat dalam makalah ini.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design