. LATAR BELAKANG
Mengetahui
tentang wafat Rasulullah saw merupakan salah satu cara mengenali karekter dan
pribadi Rasulullah saw. Sebagai muslim yang sejati sudah seyogyanya mengenali
Nabinya, karenabeliauadalahuswatunhasanahyang bias dijadikan contoh
dalam berperilaku dan bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Wafat merupakan suatu
peristiwa yang akan dirasakan setiap makhluk Allah yang bernyawa, setiap yang
bernyawa
pasti akan
merasakan kematian. Seperti itulah ketetapan yang Allah tentukan.
Tidak terkecuali Nabi Muhammad saw
seorang hamba Allah yang mulia.
Nabi Muhammad saw wafat pada hari Rabu 12 Rabi’ul-awwal 11 H/ 8 juni
633 M di Madinah ketika di rumah ‘Aisyah
dan tepat dipangkuan ‘Aisyah.
Tetapi pemakaman Nabi
Muhammad saw dilaksanakan dua hari beliau wafat yang bertepatan pada hari Rabu
14 Rabi’ul-awwal 11 H/ 10 juni 633 M di Madinah dan dengan cara Madinah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Nabi Muhammad saw sakit
2. Pergike Masjid
3. Kesadaran Nabi Muhammad saw sebelum
wafat
4. Pemakaman Nabi Muhammad saw
C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui keadaan Nabi Muhammad saw
ketika sakit
2. Mengetahui kepribadian beliau yang
sangat bergantung dengan Masjid
3. Mengetahui sesuatu yang dilakukan
Nabi Muhammad ketika sadar akan wafat
4. Mengetahui pemakaman Nabi Muhammad
saw yang sangat khidmat
5. Tokoh tokohnya
6. Waktu
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nabi Muhammad saw sakit
Nabi
Muhammad saw mulai sakit ketika hari senin bertepatan pada tanggal 29 shafar11
H/ 24 mei 633 M. setelah memberikan pesan kepadaUsamah bin Zaid supaya menjadi
pemimpin perang di Palestina. Ketika pasukan Usamah sudah siap untuk berangkat
perang tiba-tiba Nabi jatuh sakit yang sama sekali Nabi belum pernah mengalami
sakit yang seperti ini sebelumnya.
Penyakit yang pernah diderita oleh beliau
tidak lain hanyalah kehilangan nafsu makan dan makan daging yang beracun
akibat dari pemberian wanita yahudi.
Pasukan
Usamah tidak jadi berangkat ke medan perang karena Nabi jatuh sakit, ada
riwayat dari Abu Muwaibah menyebutkan bahwa pasukan Usamah tidak jadi berangkat
bukan semata-mata dikarenakan Nabi sakit, tetapi karena orang yang menggerutu
akan penunjukan Usamah sebagai pemimpin pasukan perang dalam usia yang masih
sangat muda.
Sakit
yang diderita Nabi semakin lama semakin tambah parah, tetapi dari keadaan sakit
yang diderita beliau masih sempat bergurau sama ‘Aisyah. Ketika demam semakin
tinggi sehingga beliau merasa seperti dibaka rmaka beliau berkata kepada
istri-istri dan keluarganya: “Tuangkanlah tujuh air kirbat dari berbagai sumur, supaya saya
dapat menemui orang-orang dan berpesan kepada mereka.
2. Pergi ke Masjid
Setelah
beliau merasa lebih ringan, kemudian beliau masuk masjid dengan kepala yang
diikat, hingga beliau duduk di atas mimbar, kemudian beliau berpidato dihadapan
orang-orang yang duduk dihadapan beliau, “Kutukan Allah kepada orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena
mereka menjadikan kuburan para nabi mereka menjadikan masjid. “Dalam riwayat
lain disebutkan, “Allah
akan memerangi orang-orang Yahudi dan Nashrani, karena menjadikan kuburan para
Nabi mereka menjadi masjid. “ Lalu beliau
melanjutkannya, “Janganlah kalian menjadikan
kuburanku sebagai berhala yang disembah.” Ada juga yang meriwayatkan bahwa
beliau berpidato tentang kepemimpinan Usamah. Setelah beliau melaksanakan
shalat dzuhur, beliau mengulangi pidato yang disampaikan kepada orang-orang di
hadapan beliau.
Kemudian
beliau member pesan kepada Kaum Muhajirin dan Anshar:
“Aku wasiatkan kepada kalian tentang
orang-orang Anshar. Mereka adalah familiku dan aibku. Mereka telah melaksanakan
kewajiban dan apa yang menyisa adalah milik mereka. Terimalah orang yang baik
di antara mereka.” Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa beliau bersabda:
“Sesungguhnya manusia akan semakin bertambah banyak sedangkan orang-orang
Anshar semakin sedikit, hinggaakhirnya mereka seperti garam dalam makanan.
Barang siapa di antara kalian ada yang menangani suatu urusan yang bias
membahayakan dan bermanfaat bagi seseorang, maka hendaklah dia mau menerima
orang yang baik di antara mereka dan memaafkan orang yang buruk di antara mereka.”
Beliau melanjutkan, “Sesungguhnya
ada seorang hamba yang diberi pilihan oleh Allah, antara diberi kewenangan
dunia menurut kehendaknya ataukah apa yang ada di sisi-Nya.”
Abu Said
Al-Khudri menuturkan, “Lalu Abu Bakar menangis sembari berkata, “Demi ayah dan
ibu kami sebagai tebusanmu.”
Rasulullah saw
berkata lagi: “Saya belum tahu ada orang yang lebih bermurah hati dalam
persahabatannya dengan saya seperti dia. Sekiranya ada dari hamba Allah yang
akan saya ambil sebagai khalil (teman dekat) maka Abu Bakarlah khalil
saya, tetapi persahabatan dan persaudaraan kita dalam iman, sampai tiba saatnya
Allah mempertemukan kita di sisi-Nya.”
3. Kesadaran Nabi
Muhammad saw sebelum wafat
Nabi mengingat apa yang telah dilakukan selama hidupnya.
Beliau mengingat ketika diutus oleh Allah sebagai pembimbing dan nabi,
mengenang segala yang pernah dialaminya selama itu, kenikmatan yang diberikan
Allah kepadanya sampai selesai, dan hati Nabi merasa lega karena qalbu
orang-orang Arab itu sudah terbuka menerima agama yang benar. Ataukah selama
itu beliau tinggal hanya meminta ampunan kepada Allah dan dengan sepenuh
hati beliau menghadapkan diri seperti
yang biasanya dilakukan selama hidupnya?
Ketika Abdurrahman bin Abu Bakar masuk sambil memegang
siwak, ‘Aisyah melihat beliau melirik ke siwak di tangan Abdurrahman.
Karena aku tahu
beliau amat suka kepada siwak, maka aku bertanya, “Apakah aku boleh mengambil
mengambil siwak itu untuk engkau?”
Beliau mengiyakan dengan isyarat kepala. Maka aku
menggosokkan ke mulut beliau. Ternyata gosokanku terlalu keras bagi beliau.
Kemudian aku menggosokkan dengan pelan sekali. Di dekat beliau saat itu ada
bejana berisi air. Beliau mencelupkan kedua tangan ke dalam air lalu
mengusapkannya ke wajah, sambil bersabda, “Tiada Ilah selain Allah.
Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.”
Seusai bersiwak beliau mengangkat
tangan atau jari-jari, mengarahkan pandangan ke arah langit-langit rumah dan
kedua bibir beliau bergerak-gerak. ‘Aisyah masih sempat mendengar sabda beliau
pada saat-saat itu, “Bersama orang-orang yang engkau beri nikmat atas mereka
dari para nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin. Ya Allah, ampuni dosaku dan
rahmati aku. Pertemukan aku dengan kekasih Yang Maha Tinggi ya Allah, Kekasih
Yang Maha Tinggi.
Ketika sedang sakaratul maut Nabi
berdo’a kepada Allah: “ Ya Allah.. Tolonglah aku dalam sakaratulmaut ini.”
‘Aisyahberkata
yang pada waktu itu kepala Nabi berada di pangkuan ‘Aisyah. Saya perhatikan
mukanya, ternyata pandangannya menatap ke atas seraya berkata: “Dengan sahabat
dari surga.” Dan Nabi Muhammad pulang ke rahmatullah ketika di pangkuan ‘Aisyah.
Saya perhatikan air mukanya, ternyata pandangannya
menatap ke atas seraya berkata: “Dengan sahabat dari surga.”
Kataku: “Anda yang telah dipilih maka Anda memilih yang mengutus
Anda dengan membawa kebenaran.” Maka Rasulullah pun berpulang sambil bersandar
antara dada dan leher saya, sehingga saya tidak merugikan orang lain. Karena
kurang pengalaman dan usia saya masih muda, Rasulullah saw berpulang ketika
beliau di pangkuan saya. Kemudian baru saya letakkan kepalanya di atas bantal,
saya berdiri dan bersama-sama perempuan-perempuan lain saya memukul-mukul muka
saya.”
Benarkah Nabi Muhammad sudah
meninggal? Itulah yang masih diperselisihkan orang-orang ketika itu, sehingga
hampir-hampir timbul fitnah di kalangan mereka dengan segala akibat yang akan
menjurus kepada perang saudara, kalau tidak karena Allah yang menghendaki
kebaikan juga untuk
mereka dan
untuk agama yang lurus, agama yang murni ini.
4. Pemakaman Nabi Muhammad
saw
Pemakaman Nabi Muhammad dilaksanakan dua hari setelah
beliau wafat, karena banyak peristiwa yang terjadi setelah beliau wafat. Umar
bin Khattab sempat tidak percaya akan berita tentang wafat Nabi. Ia keliru
dalam menafsirkan salah satu ayat al-qur’an, yang menurut pemahannya, Nabi akan
hidup lebih lama daripada mereka semua hingga datang generasi lain. Hingga dia
berkata: “ Barang siapa yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad telah mati maka
inilah pedangku. Abu Bakar sebagai
shahabat yang lebih tua dan sangat sabarpun berkata: “ Sabar, sabar Umar!”
Abu Bakar berkata: “ Hai manusia! Barang siapa menyembah
Muhammad, sesungguhnya Muhammad telah meninggal, dan barang siapa menyembah
Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak akan pernah mati”.
Kemudian Abu Bakar membacakan firman Allah yang diturunkan sesudah Perang Uhud:
ومامحمدالارسول
قدخلت من قبله الرسل افائن مات اوقتل انقلبتم على اعقابكم ومن ينقلب ومن ينقلب على
عقبيه فلن يضر الله شيأوسيجزالله الشاكرين.(ال عمر:143)
Artinya:
Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul ,sungguh telah berlalu
sebelumnya beberapa rasul. Apakah jika ia wafat atau dibunuh kamu berpaling
kebelakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat
mendatangkan manfa’at dan madlarat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan
memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.
Ibnu Abbas menuturkan, “Demi Allah, seakan-akan mereka
tidak tahu bahwa Allah telah menurunkan ayat ini. Tak seorang pun di antara
mereka yang mendengarnya melainkan membacanya.”
Ibnu Musayyab menuturkan, bahwa Umar berkata: “Demi Allah
setelah mendengar Abu Bakar membacakan ayat tersebut, aku pun menjadi linglung,
hingga aku tak kuasa mengangkat kedua kakiku, hingga aku terduduk ke tanah saat
mendengarnya. Kini aku sudah tahu bahwa Nabi saw memang sudah meninggal dunia.”
Selain ada kejadian Umar yang belum bisa menerima bahwa
Nabi Muhammad telah juga ada berbagai kejadian yang harus diselesaikan sebelum
nabi dimakamkan. Di antara kejadian yang menjadi sebab pemakaman Rasulullah dilaksanakan dua hari
setelahnya adalah:
· Ikrar tsaqifah
ikrar yang
diberikan oleh Umar dan Muslimin kepada Abu Bakar untuk menjadikan ia sebagai
khalifah.
· Ikrar umum
ikrar yang
diberikan kepada Abu Bakar ketika Umar selesai berceramah, dan ikrar ini
dilaksanakan secara ramai-ramai.
· Pidato khalifah
yang pertama
Pidato yang
disampaikan Abu Bakar kepada orang-orangyang dihadapannya setelah Abu Bakar
dibaiat.
Pidato yang
disampaikan adalah:
“Kemudian, Saudara-saudara. Saya sudah terpilih untuk
memimpin kalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya. Kebenaran adalah suatu
kepercayan, dan dusta adalah suatu penghianatan. Orang yang lemah di kalangan
kalian adalah kuat di mata saya, sesudah haknya nanti saya berikan kepadanya
insya Allah dan orang yang kuat, buat saya adalah lemah sesudah haknya nanti
saya ambil insya allah. Apabila ada golongan yang meninggalkan perjuangan di
jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Apabila
kejahatan sudah meluas pada suatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana
pada mereka. Taatilah saya selama saya tat kepada Allah dan RasulNya. Tetapi
apabila saya melanggar perintah Allah dan Rasul maka gugurlah kesetianmu kepada
saya. Laksanakanlah shalat kamu, Allah akan merahmati kita semua.”
Tidak berkisar itu saja yang menjadi sebab pemakaman Nabi
dilaksanakan dua hari setelah beliau wafat. Di mana Rasulullah dimakamkan? Itu
juga menjadi perdebatan antara kaum Muhajirin dan kaum Muslimin pada waktu itu.
Kaum Muhajirin berpendapat bahwa sebaiknya Rasulullah
dimakamkan di Makkah, karena Makkah merupakan tumpah darah beliau, tapi
Muslimin tidak setuju dengan pendapat itu. Ada juga yang berpendapat bahwa
sebaiknya Rasulullah dimakamkan di Baitul-Maqdis(Yerussalem), karena para nabi
dulu dimakamkan di sana. Muslimin pun tidak menyetujui pendapat ini. Mereka
berpendapat bahwa yang paling tepat adalah di Madinah, kota yang telah
memberikan perlindungan, pertolongan dan kota yang semula bernaung di bawah
bendera Islam. Setelah diputuskan Rasulullah akan dimakamkan di Madinah,
selanjutnya kaum Muhajirin dan Muslimin merundingkan lagi di tempat mana Rasulullah dimakamkan? Satu pihak
mengatakan: dimakamkan di Masjid, tempat beliau berkhutbah dan bimbingan serta
memimpin orang shalat, dan menurut pendapat mereka supaya dimakamkan di tempat
mimbar atau di sampingnya. Tetapi pendapat ini di tolak, mengingat adanya
keterangan dari ‘Aisyah , bahwa ketika Nabi sedang sakit keras, beliau pernah
berkata: “Laknat Allah kepada suatu golongan yang mempergunakan pekuburan
nabi-nabi sebagai Masjid.”
Kemudian Abu Bakar memberi keputusan kepada orang-orang
yang hadir dengan mengatakan: “Saya pernah mendengarkan Radulullah saw berkata-
Setiap ada Nabi yang meninggal dimakamkan di tempat dia meninggal.”
Atas dasar itulah maka diambil keputusan, bahwa di tempat
tidur ketika Nabi meninggal, di tempat itulah akan digali.
Di antara keluarga sekaligus shahabat Nabi yang
memandikan beliau adalah: Ali bin Abi thalib, Abbas bin Abdul Muttalib serta
kedua putranya, Fadl dan Qusam serta Usamah bin Zaid.
Ketika beliau dimandikan maka bau harum segera timbul
dari badannya, sehingga Ali berkata: “Demi ibu bapaku! Alangkah sedapnya Anda
di waktu hidup, alangkah sedapnya pula Anda sesudah meninggal.”
Pemakaman Nabi
pun dilaksanakan setelah proses pemandian dan setelah melakukan perpisahan
dengan jenazah yang suci. Pemakaman dilaksanakan ketika tengah malam yaitu
malam Rabu 14 Rabi’ul-awwal 11 H/ 10 Juni 633 M.
5. Tokoh tokohnya
- Nabi Muhammad
- Ali bin abi thalib
- Abbas bin abdul munthalib
- Fadl dan qusam
- Usamah bin zaid
- Kaum muhajirin
- Kaum ansor
- Umar dan muslimin
- Ibnu musatab
- Aisyah
- Shidiqin syuhada shalihin
- Abdurrahman bin abu bakar
- Orang orang yahudi dan nasrani
- Abu muaibah
6. waktu
Ketika tengah malam yaitu malam rabu
14 rabbiul awal 11H atau 10 juni 633M
BAB III
PENUTUPAN
A.
KESIMPULAN
Dari pembahasan
tentang wafat Rasulullah di atas dapat kita ketahui bahwa beliau sangatlah taat
kepada Allah, dalam kondisi yang sangat menjadikan tubuh menjadi lemah dan
sangat merasa sakit dan tidak punya daya untuk berjalan, Nabi tetap saja pergi
ke Masjid dan memberi nasehat kepada Muslimin halnya beliau sehat seperti
biasa.
Perjuangan Nabi
dalam menyampaikan risalah yang telah diamanahkan oleh Allah kepada beliau
sudah dilaksanakan dengan sempurna dan berhasil. Dengan kegigihan dan sikap
beliau yang sangat lembut serta bijaksana ketika menghadapi suatu kaum yang
belum tahu tentang Islam.
B.
SARAN